Jumat, 10 Juni 2011

Networking and Internetworking

untuk melihat materi Networking and Internetworking  
silahkan lihat disini
www.cdk4.net/instructors/PPslides/Chapter%203%20slides.ppt

MODEL DALAM SISTEM TERDISTRIBUSI

Model dalam sistem terdistribusi :
* Model Arsitektur (Architectural Models)
* Model Interaksi (Interaction Models)
* Model Kegagalan (Failure Models)
Resources dalam sistem terdistribusi dipakai secara bersama oleh users. Biasa nya di bungkus (encapsulated) dalam suatu komputer dan dapat di akses oleh komputer lain dengan komunikasi.
Setiap resource di atur oleh program yang disebut dengan resource man- ager. Resource manager memberikan kemungkinan komunikasi interface an- tar resource.
Resource Managers dapat digeneralisasi sebagai proses, kalau sistem di design dengan sudut pandang ob ject (Ob ject Oriented), resource dibungkus dalam suatu ob jek.

Architectural Models
Bagaimana cara kerja sistem terdisribusi antara komponen - komponen sis- tem dan bagaimana komponen tersebu berada pada sistem terdistribusi :
* Client - Server Model
* Proxy Server
* Peer processes ( peer to peer )

Client - Server Model
Sistem yang terdiri dari kumpulan2 proses disebut dengan server, dan mem- berikan layanan kepada user yang disebut dengan client.
Model client-server biasanya b erbasiskan protokol request/reply. Contoh implementasi nya, atara lain: RPC (Remote Procedure Calling) dan RMI (Remote Method Invocation) :
* client mengirimkan request berupa p esan ke server untuk mengakses suatu service.
* server menerima pesan tersebut dan mengeksekusi request client dan mereply hasil ke client

Proxy Server
Proxy server menyediakan hasil copy (replikasi) dari resource yang di atur oleh server lain
Biasa nya proxy server di pakai untuk menyimpan hasil copy web re- sources. Ketika client melakukan request ke server, hal yang pertama di- lakukan adalah memeriksa proxy server apakah yang dimita oleh client ter- dapat pada proxy server.Proxy server dapat diletakkan pada setiap client atau dapat di pakai bersama oleh beberapa client.Tujuannya adalah meningkatkan performance dan availibity dengan mence- gah frekwensi akses ke server.

Peer Process
* Semua proses (object) mempunyai peran yang sama.
* Proses berinteraksi tanpa ada nya perbedaan antara client dan server.
* Pola komunikasi yang digunakan berdasarkan aplikasi yang digunakan.
* Merupakan model yang paling general dan ‡eksible.


Interaction Models

Untuk interaksi nya sistem terdistribusi dibagi menjadi dua bagian :
* Synchrounous distributed system
* Asynchronous distributed system
Synchronous Distributed System
* Batas atas dan batas bawah waktu pengeksekusian dapat di set.
* Pesan yang dikirim di terima dalam waktu yang sudah di tentukan
* Fluktuasi ukuran antara waktu local b erada dalam suatu batasan.
Beberapa hal yang penting untuk di perhatikan :
* Dalam synchronous distributed system terdapat satu waktu global.
* Hanya synchronous distributed system dapat memprediksi perilaku (waktu).
* Dalam synchornous distributed system dimungkinkan dan aman untuk menggunakan mekanisme timeout
dalam mendekteksi error atau kegagalan dalam proses atau komunikasi.


Asynchronous Distributed System
* Banyak sistem terdistribusi yang menggunakan model interaksi ini (termasuk Internet)
* Tidak ada batasan dalam waktu pengkeksekusian.
* Tidak ada batasan dalam delay transmission (p enundaan pengiriman)
* Tidak ada batasan terhadap ‡uktuasi waktu local.
* Asynchronous system secara parktek lebih banyak digunakan.

Failure Models

Kegagalan apa saja yang dapat terjadi dan bagaimana efek yang ditimbulkan ???
* Omission Faluires
* Arbitary Failures
* Timing Failures
Kegagalan dapat terjadi pada proses atau kanal komunikasi. Dan penye- babnya bisa berasal dari hardware ataupun software.
Model Kegagalan (Failure Models) dibutuhkan dalam membangun suatu sistem dengan prediksi terhadap kagagalan2 yang mungkin terjadi.


Ommision Failures
Yang dimaksud dengan Ommision Failures adalah ketika prosesor dan kanal komunikasi mengalami kegagalan untuk melakukan hal yang seharusnya di- lakukan. Dikatakan tidak mempunyai ommision failures apabila :

* Terjadi keterlambatan (delayed) tetapi akhirnya tetap tereksekusi.
* Sebuah aksi di eksekusi walaupun terdapat kesalahan pada hasil.
Dengan synchronous system, ommision failures dapat dideteksi dengan timeouts. Kalau kita yakin bahwa pesan yang dikirim sampai, timeout akan mengindikasikan bahwa proses pengiriman rusak, seperti fail-stop behavior pada sistem.

Arbitary Failures
Ini adalah kegagalan yang paling buruk dalam sistem. Tahapan proses atau komunikasi diabaikan atau yang tidak diharapkan terjadi dieksekusi. Se- hingga hasil yang diharapkan tidak terjadi atau megeluarkan hasil yang salah.

Timing Failures
Timing Failures dapat terjadi pada synchronous system, dimana batas waktu di atur untuk eksekusi proses, komunikasi dan ‡uktuasi waktu. Timing Fail- ures terjadi apabila waktu yang telah ditentukan terlampaui.

PENGERTIAN SISTEM TERDISTRIBUSI

Sistem terdistribusi:
Sekumpulan prosesor yang tidak saling berbagi memori atau clock dan terhubung melalui jaringan komunikasi yang bervariasi, yaitu melalui Local Area Network ataupun melalui Wide Area Network. Prosesor dalam sistem terdistribusi bervariasi, bisa berupa workstation, minicomputer,small microprocessor, dan lain sebagainya.

Karakteristik sistem terdistribusi adalah sebagai berikut:

1. Concurrency of components. Pengaksesan suatu komponen/sumber daya (segala hal yang dapat digunakan bersama dalam jaringan komputer, meliputi H/W dan S/W) secara bersamaan. Contoh: Beberapa pemakai browser mengakses halaman web secara bersamaan
2. No global clock. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mensinkronkan waktu seluruh komputer/perangkat yang terlibat. Dapat berpengaruh pada pengiriman pesan/data, seperti saat beberapa proses berebut ingin masuk ke critical session.
3. Independent failures of components. Setiap komponen/perangkat dapat mengalami kegagalan namun komponen/perangkat lain tetap berjalan dengan baik.

Ada empat alasan utama untuk membangun sistem terdistribusi, yaitu:

1. Resource Sharing. Dalam sistem terdistribusi, situs-situs yang berbeda saling terhubung satu sama lain melalui jaringan sehingga situs yang satu dapat mengakses dan menggunakan sumber daya yang terdapat dalam situs lain. Misalnya, user di situs A dapat menggunakan laser printer yang dimiliki situs B dan sebaliknya user di situs B dapat mengakses file yang terdapat di situs A.
2. Computation Speedup. Apabila sebuah komputasi dapat dipartisi menjadi beberapa subkomputasi yang berjalan bersamaan, maka sistem terdistribusi akan mendistribusikan subkomputasi tersebut ke situs-situs dalam sistem. Dengan demikian, hal ini meningkatkan kecepatan komputasi (computation speedup).
3. Reliability. Dalam sistem terdistribusi, apabila sebuah situs mengalami kegagalan, maka situs yang tersisa dapat melanjutkan operasi yang sedang berjalan. Hal ini menyebabkan reliabilitas sistem menjadi lebih baik.
4. Communication. Ketika banyak situs saling terhubung melalui jaringan komunikasi, user dari situs-situs yang berbeda mempunyai kesempatan untuk dapat bertukar informasi.

Tantangan-tantangan yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem terdistribusi:

1. Keheterogenan perangkat/multiplisitas perangkat. Suatu sistem terdistribusi dapat dibangun dari berbagai macam perangkat yang berbeda, baik sistem operasi, H/W maupun S/W.
2. Keterbukaan. Setiap perangkat memiliki antarmuka (interface) yang di-publish ke komponen lain. Perlu integrasi berbagai komponen yang dibuat oleh programmer atau vendor yang berbeda
3. Keamanan. Shared resources dan transmisi informasi/data perlu dilengkapi dengan enkripsi.
4. Penangan kegagalan. Setiap perangkat dapat mengalami kegagalan secara independen. Namun, perangkat lain harus tetap berjalan dengan baik.
5. Concurrency of components. Pengaksesan suatu komponen/sumber daya secara bersamaan oleh banyak pengguna.
6. Transparansi. Bagi pemakai, keberadaan berbagai perangkat (multiplisitas perangkat) dalam sistem terdistribusi tampak sebagai satu sistem saja.




Dalam sistem operasi terdistribusi, user mengakses sumber daya jarak jauh (remote resources) sama halnya dengan mengakses sumber daya lokal (local resources). Migrasi data dan proses dari satu situs ke situs yang lain dikontrol oleh sistem operasi terdistribusi.
Berikut ini adalah fitur-fitur yang didukung oleh sistem operasi terdistribusi:

1. Data Migration. Misalnya, userdi situs A ingin mengakses data di situs B. Maka, transfer data dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan mentransfer keseluruhan data atau mentransfer sebagian data yang dibutuhkan untuk immediate task.
2. Computation Migration. Terkadang, kita ingin mentransfer komputasi, bukan data. Pendekatan ini yang disebut dengan computation migration
3. Process Migration. Ketika sebuah proses dieksekusi, proses tersebut tidak selalu dieksekusi di situs di mana ia pertama kali diinisiasi. Keseluruhan proses, atau sebagian daripadanya, dapat saja dieksekusi pada situs yang berbeda. Hal ini dilakukan karena beberapa alasan: Load balancing. Proses atau subproses-subproses didistribusikan ke jaringan untuk memeratakan beban kerja. Computation speedup. Apabila sebuah proses dapat dibagi menjadi beberapa subproses yang berjalan bersamaan di situs yang berbeda-beda, maka total dari process turnaround time dapat dikurangi. Hardware preference. Proses mungkin mempunyai karakteristik tertentu yang menyebabkan proses tersebut lebih cocok dieksekusi di prosesor lain.Misalnya, proses inversi matriks, lebih cocok dilakukan di array processor daripada di microprocessor Software preference. Proses membutuhkan software yang tersedia di situs lain, di mana software tersebut tidak dapat dipindahkan atau lebih murah untuk melakukan migrasi proses daripada software Data access.

Sistem operasi terdistribusi (distributed operating system) menyediakan semua fitur di atas dengan kemudahan penggunaan dan akses dibandingkan dengan sistem operasi jaringan (network operating system).
Berikut adalah dua tipe jaringan yang dipakai dalam sistem terdistribusi:

* Local Area Network (LAN). LAN muncul pada awal tahun 1970-an sebagai pengganti dari sistem komputer mainframe. LAN, didesain untuk area geografis yang kecil. Misalnya, LAN digunakan untuk jaringan dalam sebuah bangunan atau beberapa bangunan yang berdekatan. Umumnya, jarak antara situs satu dengan situs yang lain dalam LAN berdekatan. Oleh karena itu, kecepatan komunikasinya lebih tinggi dan peluang terjadi kesalahan (error rate) lebih rendah. Dalam LAN, dibutuhkan high quality cable supaya kecepatan yang lebih tinggi dan reliabilitas tercapai. Jenis kabel yang biasanya dipakai adalah twisted-pair dan fiber-optic. Berikut adalah ilustrasi dari Local Area Network:
* Wide Area Network. WAN muncul pada akhir tahun 1960-an, digunakan sebagai proyek riset akademis agar tersedia layanan komunikasi yang efektif antara situs, memperbolehkan berbagi hardware dan software secara ekonomis antar pengguna. WAN yang pertama kali didesain dan dikembangkan adalah Arpanet yang pada akhirnya menjadi cikal bakal dari Internet. Situs-situs dalam WAN tersebar pada area geografis yang luas. Oleh karena itu, komunikasi berjalan relatif lambat dan reliabilitas tidak terjamin. Hubungan antara link yang satu dengan yang lain dalam jaringan diatur oleh communication processor. Berikut adalah ilustrasi dari Wide Area Network

DFS ( Distributed File System)


Definition
Suatu layanan untuk uploading and downloading antar komputer pada suatu jaringan, arsitektur FTP adalah Model Client / Server.
DFS Design
Dua komponen DFS
  1. File Service yang berfungsi untuk membaca, menulis, merubah sebuah file
  2. Directory Service yang berfungsi untuk mengelola direktori
FS Characterization
FS berperan untuk mengorganisasi, menyimpan, memberi nama, dan melindungi file.
File
File adalah rangkaian byte, dimana arti dan informasi yang berada pada sebuah file tergantung dari aplikasinya.
File Attribute Structure

File terdiri dari data dan atribut, data merupakan urutan data itu sendiri, dan atribut merupakan berisi dari slide sebelumnya
Syarat FS
  1. Terupdate (Concurrent)
  2. Replikasi
  3. Heterogen
  4. Fault Recovery
  5. Konsisten
  6. Aman
  7. EfisienTransparansi
Syarat FS Tranparansi meliputi :
  1. Akses
  2. Lokasi
  3. Mobilitas
  4. Kinerja
  5. Pertumbuhan (scale)
Contoh FS
          AFS (Andrew File System) develop at CMU (Carnegie Mellon University)
          SUN NFS (Sun Network File System) (Developt at Sun Microsystem)

Kamis, 09 Juni 2011

PENGENALAN SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

DEFINISI SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

Satu jaringan komputer dihubungkan dengan satu jaringan komunikasi dimana keseluruhan dapat dipandang sebagai satu mesin tunggal yang berdaya ampuh. Sistem operasi mengendalikan dan mengelola perangkat keras dan perangkat lunak di sistem terdistribusi, sehingga pemakai memandangnya sebagai satu sistem komputer monolitik. Saat pemakai mengeksekusi program, pemakai tidak peduli dengan letak eksekusi program dan sumber daya yang diaksesnya. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem terdistribusi adalah :

  • Merupakan sekumpulan komputer otonom yang terkoneksi pada jaringan komunikasi dengan perangkat lunak dirancang untuk menghasilkan satu fasilitas komputer terpadu.
  • Sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer. Komputer tersebut saling berkomunikasi dan melakukan koordinasi hanya dengan pengiriman pesan (message passing)
Jaringan Komunikasi
Anda bisa mendownloadnya disini
1-Pengenalan (format .doc)

MODEL SISTEM TERDISTRIBUSI

1. Client Server

Gambar Client Server
Sistem client-server mempunyai satu atau lebih proses client dan satu atau lebih proses server, dan sebuah proses client dapat mengirim query ke sembarang proses server. Client bertanggung jawab pada antar muka untuk user, sedangkan server mengatur data dan mengeksekusi transaksi. Sehingga suatu proses client berjalan pada sebuah personal computer dan mengirim query ke sebuah server yang berjalan pada mainframe.
Arsitektur ini menjadi sangat popular untuk beberapa alasan. Pertama, implementasi yang relatif sederhana karena pembagian fungsi yang baik dan karena server tersentralisasi. Kedua, mesin server yang mahal utilisasinya tidak terpengaruh pada interaksi pemakai, meskipun mesin client tidak mahal. Ketiga, pemakai dapat menjalankan antarmuka berbasis grafis sehingga pemakai lebih mudah dibandingkan antar muka pada server yang tidak user-friendly. perlu diingat batasan antara client dan server dan untuk menjaga komunikasi antara keduanya yang berorientasi himpunan. Khususnya membuka kursor dan mengambil tupel pada satu waktu membangkitkan beberapa pesan dan dapat diabaikan.
2. Multiple Server
Gambar Multiple Server
• Service disediakan oleh beberapa server
• Server menggunakan replikasi atau database terdistribusi
• Tujuan : kehandalan, unjuk gigi
• Contoh : sebagian besar layanan web komersial diterapkan melalui server fisik yang berbeda
3. Proxy Server
Gambar Proxy Server
Proxy server menyediakan hasil copy (replikasi) dari resource yang di atur oleh server lain. Biasa nya proxy server di pakai untuk menyimpan hasil copy web resources. Ketika client melakukan request ke server, hal yang pertama dilakukan adalah memeriksa proxy server apakah yang diminta oleh client terdapat pada proxy server. Proxy server dapat diletakkan pada setiap client atau dapat di pakai bersama oleh beberapa client. Tujuannya adalah meningkatkan performance dan availibity dengan mencegah frekwensi akses ke server.
4. Peer to Peer
Gambar Peer to Peer
Bagian dari model sistem terdistribusi dimana sistem dapat sekaligus berfungsi sebagai client maupun server. Sebuah arsitektur di mana tidak terdapat mesin khusus yang melayani suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya dalam jaringan dan semua kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal sebagai peer. Pola komunikasi yang digunakan berdasarkan aplikasi yang digunakan. Peer-to-peer merupakan model yang paling general dan fleksible.